Faktor Penghambat Penggunaan Media Pembelajaran PAI berbasis Komputer


PENDAHULUAN
BAB 1
1.1    Latar Belakang
Pendidikan identik dengan kehidupan. pada umumnya manusia memperoleh  pendidikan melalui pendidikan formal, informal dan nonformal, yang dapat  meningkatkan pengetahuan kognitif, psikomotorik dan afektif. Menurut UU Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1, tentang Sistem Pendidikan Nasional  dikatakan bahwa:
’Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara’’.
Pendidikan memegang peranan yang menentukan eksistensi dan perkembangan manusia. Pendidikan merupakan proses budaya yang mengangkat harkat dan martabat manusia, sebagaimana firman Allah Swt. dalam QS. Al-Mujadilah/ 58: 11
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Arab-Latin: 
Yā ayyuhallażīna āmanū iżā qīla lakum tafassaḥụ fil-majālisi fafsaḥụ yafsaḥillāhu lakum, wa iżā qīlansyuzụ fansyuzụ yarfa'illāhullażīna āmanụ mingkum wallażīna ụtul-'ilma darajāt, wallāhu bimā ta'malụna khabīr 
Terjemah Arti: 
Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Ayat ini jelas mengandung perintah untuk menuntut ilmu bagi mereka yang beriman, dan Allah akan mengangkat derajat hamba-Nya yang menuntut ilmu. Sudah tepat ungkapan bahwa pendidikan menjadi suatu jalan atau cara yang mengantarkan manusia untuk mencapai tujuan hidupnya. Pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda.
Dalam konteks pendidikan,  guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai  isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek  kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik. belajar mengajar merupakan  bagian dari kegiatan guru disekolah.  Proses belajar mengajar atau yang sering disebut dengan PBM berguna untuk  menyampaikan informasi, pengetahuan, pengalaman kepada peserta didik. Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relative lama dan karena adanya usaha.Dengan demikian dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan beberapa komponen: 
1)      Siswa : Seorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
2)      Guru : Seseorang yang bertindak sebagai pengelola, katalisator, dan peran  lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif.
3)      Tujuan: Pernyataan tentang perubahan perilaku (kognitif, psikomotorik, afektif) yang diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
4)      Isi Pelajaran: Segala informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
5)      Metode: Cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapat informasi yang dibutuhkan mereka untukmencapai tujuan.
6)      Media: Bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan untuk menyajikan informasi  kepada siswa.
7)      Evaluasi: Cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan hasilnya.
Kenyataan yang ada pada saat ini bahwa dalam komunikasi sering terjadi penyimpangan sehingga proses belajar mengajar menjadi tidak efektif dan efisien. Keadaan tersebut disebabkan oleh beberapa hal diantaranya : ada kecenderungan verbalisme, ketidaksiapan peserta didik, kurang minat peserta didik, kurangnya sarana dan prasarana pembelajaran. Selain itu proses belajar mengajar tidak efektif dikarenakan, sebagian guru belum sepenuhnya menerapkan model-model pembelajaran misalnya model pembelajaran kontektual dalam proses pembelajaran, kegiatan belajar mengajar yang dilakukan kurang menarik, berlangsung monoton dan membosankan, serta interaksi yang terjadi hanya satu arah karena guru yang dominan aktif.
1.2     Rumusan Masalah

Bagaimana faktor penghambat media pembelajaran  PAI ( Pendidikan Agama Islam ) berbasis komputer ?

1.3    Tujuan
1.3.1      Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka adapun yang menjadi tujuan  penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:  Untuk mengetahui faktor penghambat penggunaan media pembelajaran PAI berbasis komputer.

1.3,2      Manfaat
a)      Manfaat Teoritis
Objek pembahasan karya tulis ini diharapkan mampu  memberikan informasi tentang analisis  penghambat pembelajaran PAI berbasis komputer.

b)       Manfaat Praktis
Dapat menjadi acuan dalam pengembangan ilmu pengetahuan,  khususnya dalam proses belajar mengajar







BAB 2
PEMBAHASAN
2.1    Belajar dan Pembelajaran
Pendapat Oemar Hamalik  tentang, belajar adalah “Suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan”. Aspek tingkah laku tersebut adalah: pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. Sedangkan, Sardiman A.M. menyatakan bahwa: “Belajar merupakan suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori”.

Proses belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu, proses yang diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman, proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu yang dipelajari.

2.2     Faktor- Faktor yang Menghambat Efektifitas Pembelajaran
Slameto menyatakan dalam bukunya, Faktor faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar individu.
2.2.1           Faktor-Faktor Intern
2.2.1.1      Faktor Jasmaniah
1.1  Sehat
Sehat merupakan keadaan yang baik segenap badan beserta bagian-bagiannya / bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi, dan ibadah.
1.2  Cacat Tubuh
Cacat tubuh merupakan sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh / badan. Cacat itu dapat berupa buta, setengah buta, tuli, setengah tuli, patah kaki, patah tangan, lumpuh dan lain-lain. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu. Jika hal ini terjadi,  diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu.
2.2.1.2      Faktor Psikologis
2.1  Intelegensi
Intelegensi merupakan kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui / menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang normal dapat berhasil dengan baik dalam belajar, jika ia belajar dengan baik, artinya belajar dengan menerapkan metode belajar yang efisien dan faktor-faktor yang mempengaruhi belajarnya memberi pengaruh yang positif. Jika siswa memiliki intelegensi yang rendah, ia perlu mendapat pendidikan dilembaga pendidikan khusus.
2.2  Perhatian
Gazali mengemukakan bahwa perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu objek atau sekumpulan objek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, usahakanlah bahan pelajaran selalu menarik perhatian dengan cara mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan hobi atau bakatnya.
2.3  Minat
Minat yaitu kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang, walaupun minat selalu  diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan. Jika terdapat siswa yang kurang berminat terhadap belajar, dapatlah diusahakan agar ia mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita serta kaitannya dengan bahan pelajaran yang dipelajari itu.
2.4  Bakat
menurut Hilgard Bakat atau aptitude adalah: “ the capacity to learn’. Dengan kata lain bakat merupakan kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. penting untuk mengetahui bakat siswa dan menempatkan siswa belajar disekolah yang sesuai dengan bakatnya.
2.5  Motif
Perlu diperhatikan dalam proses belajar mengajar hal yang mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau padanya mempunyai motif untuk berfikir dan memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan belajar. Motif-motif diatas dapat juga ditanamkan kepada diri siswa dengan cara memberikan latihan-latihan, kebiasaan-kebiasaan yang kadang-kadang dipengaruhi oleh keadaan lingkungan.
2.6  Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat / fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Kematangan belum berarti anak dapat melaksanakan kegiatan secara terus-menerus, untuk itu diperlukan latihan-latihan dan pelajaran. Dengan kata lain anak yang sudah matang belum dapat melaksanakan kecakapannya sebelum belajar. Belajarnya akan lebih berhasil jika anak sudah siap (matang). Jadi kemajuan baru untuk memiliki kecakapan itu tergantung dari kematangan dan belajar.
2.7  Kesiapan
Kesiapan merupakan kesediaan untuk memberi respon atau  bereaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.

2.2.1.3      Faktor Kelelahan
Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan itu dapat mempengaruhi belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya, sehingga perlu diusahakan kondisi yang bebas  dari kelelahan. Kelelahan baik secara jasmani maupun rohani dapat dihilangkan dengan cara-cara sebagai berikut :
1)      Tidur.
2)      Istirahat.
3)      Mengusahakan variasi dalam belajar juga dalam bekerja.
4)      Menggunakan obat-obatan yang bersifat melancarkan peredaran darah.
5)      Rekreasi dan ibadah yang teratur.
6)      Olah raga secara teratur.
7)      Mengimbangi makan dengan makanan yang memenuhi syarat-syarat kesehatan.
8)      Jika kelelahan sangat serius cepat-cepat menghubungi seorang ahli.

2.2.2     Faktor-Faktor Ekstern
Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapat dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.
2.2.2.1      Faktor Keluarga
2.1  Cara Orang Tua Mendidik
Besarnya pengaruh orang tua dalam mendidik anaknya belajar. Orang tua yang kurang/ tidak memperhatikan pendidikan anaknya dapat menyebabkan anak tidak/kurang berhasil dalam belajarnya. Mungkin anak sendiri sebetulnya pandai, tetapi karena cara belajarnya tidak teratur, akhirnya kesukaran-kesukaran menumpuk sehingga mengalami ketinggalan dalam belajarnya dan akhirnya anak malas belajar. Mendidk anak dengan cara memanjakannya adalah cara mendidik yang tidak baik. Mendidik anak dengan cara memperlakukannya terlalu keras, memaksa dan mengejar-ngejar anaknya untuk belajar, adalah cara mendidk yang juga salah.
2.2  Relasi Antar anggota Keluarga
Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lain pun turut mempengaruhi belajar anak. Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi yang baik di dalam keluarga anak tersebut. Hubungan yang baik adalah hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang, disertai dengan bimbingan dan bila perlu hukuman-hukuman untuk mensukseskan belajar anak sendiri.
2.3  Suasana Rumah
Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga dimana anak berada dan belajar. Suasana rumah juga merupakan faktor yang penting yang tidak termasuk faktor yang disengaja. Selanjutnya agar anak dapat belajar dengan baik perlulah diciptakan suasana rumah yang tenang dan tentram. Didalam suasana rumah yang tenang dan tentram selain anak kerasan/betah tinggal dirumah, anak juga dapat belajar dengan baik.
2.4  Keadaan Ekonomi Keluarga
Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang  belajar selain harus terpenuhi kebutuhan mpokoknya, juga membutuhkan fasilitas belajar. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang.
2.5  Pengertian Orang Tua
Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengetian dan mendorongnya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak disekolah. Kalau perlu menghubungi guru anaknya, untuk mengetahui perkembangannya.
2.6  Latar Belakang Kebudayaan
Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar.

2.2.2.2      Faktor Sekolah
2.1  Metode Mengajar
Menurut Slameto (2003:64) metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Metode mengajar itu mempengerui belajar siswa. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Kurikulum Kurikulum dapat diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Jelaslah bahan pelajaran itu mempengaruhi belajar siswa. Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar.

2.2  Relasi Guru dengan Siswa
Di dalam relasi (guru dengan siswa) yang baik, siswa akan menyukai gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikannya sehingga siswa berusaha mempelajari sebaik-baiknya. Hal tersebut juga terjadi sebaliknya, jika siswa membenci gurunya. Ia segan mempelajari mata pelajaran yang diberikannya, akibatnya pelajarannya tidak maju.
2.3  Relasi Siswa dengan Siswa
Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang bijaksana, tidak akan melihat bahwa di dalam kelas ada grup yang saling bersaing secara tidak sehat. Jiwa kelas tidak terbina, bahkan hubungan masing-masing siswa tidak tampak. Menciptakan relasi yang baik antarsiswa adalah perlu, agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa.
2.4  Disiplin Sekolah
Kedisiplinan sekolah erat hubunganna dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah mencangkup kedisiplinan guru dalam mengajar dan melaksanakan tata tertib, kedisiplinan pegawai/karyawan dalam pekerjaan administrasi dan kebersihan/keteraturan kelas, gedung sekolah, halaman dan lain-lain. Kedisiplinan kepala sekolah dalam mengelola seluruh staf beserta siswa-siswanya, dan kedisiplinan timm BP dalam pelayanan kepada siswa.
2.5  Alat Pelajaran
Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah menerima bahan pelajaran dan menguasainya, maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan lebih maju.
2.6  Waktu Sekolah
Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah. Waktu itu dapat pagi hari,siang, sore/malam hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar siswa. Sebaiknya siswa belajar dipagi hari, pikiran masih segar, jasmani dalam kondisi yang baik. Jika siswa bersekolah pada waktu kondisi badannya sydah lelah/lemah, misalnya pada siang hari, akan mengalami kesulitan dalam menerima  pelajaran. Kesulitan itu disebabkan karena siswa sukar berkonsentrasi dan berpikir pada kondisi badan yang lemah tadi. Jadi memilih waktu sekolah yang tepat akan memberi pengaruh yang positif terhadap belajar.
2.7  Standar Pelajaran di Atas Ukuran
Guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya, perlu memberi pelajaran diatas ukuran standar. Akibatnya siswa merasa kurang mampu dan takut kepada guru. Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing. Yang penting tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai.
2.8  Keadaan Gedung
Dengan jumlah siswa yang banyak serta variasi karakteristik mereka masing-masing menuntut keadaan gedung dewasa ini harus memadai di dalam setiap kelas. Bagaimana mungkin mereka dapat belajar dengan enak, kalau kelas itu tidak memadai bagi setiap siswa.
2.9  Metode Belajar
Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Kadang-kadang siswa belajar tidak teratur, atau terus – menerus, karena besok akan tes. Dengan belajar demikian siswa akan kurang beristirahat, bahkan mungkin dapat jatuh sakit. Maka perlu belajar secara teratur setiap hari, dengan pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar.
2.10 Tugas Rumah
Waktu belajar terutama adalah di sekolah, disamping untuk belajar waktu dirumah biarlah digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain. Maka diharapkan guru jangan terlalu banyak memberi tugas yang harus dikerjakan dirumah, sehingga anak tidak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan lain.
2.3.      Faktor Sosial
a)      Kegiatan Siswa dalam Masyarakat
Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungka terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi jika siswa ambil bagian dalam kegiatan masyarakat yang terlalu banyak, misalnya berorganisasi, kegiatan-kegiatan sosial, keagamaan dan lain-lain, belajarnya akan terganggu, lebih-lebih jika tidak bijaksana dalam mengatur waktunya.
b)     Media Massa
Media massa yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga terhadap belajarnya. Sebaliknya media Massa yang jelek juga berpengaruh jelek terhadap siswa. Sebagai contoh siswa yang suka menonton film atau membaca cerita-cerita detektif, pergaulan bebas, pencabulan, akan berkecenderungan untuk berbuat seperti tokoh yang dikaguminya dalam cerita itu, karena pengaruh dari jalan ceritanya. Jika tidak ada kontrol dan pembinaan dari orangtua, pastilah semangat belajarnya
menurun dan bahkan mundur sama sekali.
c)      Teman Bergaul
Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam jiwanya dari pada yang kita duga. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa, begitu juga sebaliknya, teman bergaul yang jelek pasti mempengaruhi yang bersifat buruk juga. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka perlulah diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik-baik dan pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari orangtua dan pendidik harus cukup bijaksana.
d)     Bentuk Kehidupan Masyarakat
Kehidupan masyarakat disekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar, penjudi, suka mencuri dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik, akan berpengaruh jelek kepada anak yang berada disitu. Anak / siswa tertarik untuk ikut berbuat seperti yang dilakukan orang-orang di sekitarnya. Akibatnya belajarnya terganggu dan bahkan anak / siswa kehilangan semangat belajar karena perhatiannya semula terpusat kepada pelajaran berpindah ke perbuatan-perbuatan yang selalu dilakukan orang-orang di sekitarnya yang tidak baik tadi.
2.4  Penghambat Media Pembelajaran Berbasis Komputer
            Dalam perkembangannya, teknologi atau komputer  mengalami indikasi yang positif atau tren yang sesuai dengan perkembangan zaman, namun diluar itu semua tentunya terdapat pula hal yang belum bisa tertata sedemikian rupa, mengingat bahwa teknologi juga merupakan kreasi yang mahal untuk sebagian kalangan dan belum bisa tersentuh oleh semua golongan dalam hal untuk memberikan media pembelajaran yang kekinian, penghambat yang dimaksud diantaranya adalah:
1.      Biaya pengadaan dan perawatan media berbasis komputer  masih tinggi
2.      Diperlukan ahli atau teknisi atau orang yang berkompeten untuk mengenalkan bagaimana pemanfaatan media berbasis komputer.
3.      Kualitas SDM (khususnya pengajar) di Indonesia masih rendah dan sebagian besar gaptek (gagap teknologi) khususnya media berbasis komputer  yang berupa perangkat komputer (software dan hardwarenya) dan internet.
4.      Banyaknya variasi pilihan media pembelajaran berbasis komputer sering menyebabkan kebingungan dalam menentukan media apa yang akan digunakan.
Selain itu media pembelajaran teknologi juga memiliki kelemahan-kelemahan, yaitu:
1.      siswa cenderung tak terbiasa dengan kombinasi berbagai media seperti gambar diam dan bergerak, teks dan gambar yang dihasilkan oleh komputer, maupun audio.
2.      Kontrol terhadap berbagai media ini, melalui komputer, awalnya akan membingungkan dan bahkan menyusahkan pengguna saat menjelajahi isi program.
3.      Pengguna, yang terbiasa dengan media konvensional, akan dituntut untuk melibatkan lebih banyak proses kognitif dalam mentransfer pengetahuan yang disampaikan dengan multimedia interaktif.

Kelemahan lain dari suatu multimedia pembelajaran menurut Gatot Pramono adalah ketiadaan (kelemahan) desain instruksional di dalamnya. Tanpa suatu rancangan instruksional yang baik multimedia pembelajaran bisa saja hanya berupa suatu buku elektronik (e-book) di mana aktivitas yang diberikan hanyalah berupa “tekan tombol” untuk membalik halaman-halaman presentasi. Kelemahan lain yang juga sering muncul adalah pemaksaan adanya simulasi atau animasi untuk menjelaskan suatu hal, yang jika disampaikan dengan teks atau gambar sebenarnya sudah memadai. Jika hal ini yang terjadi maka elemen dinamis dari multimedia, yakni simulasi atau animasi, hanya sekedar hiasan yang tidak mampu merangsang kondisi internal siswa di dalam proses belajar





BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Faktor faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar individu.
            Perkembangan  teknologi atau komputer  mengalami indikasi yang positif atau tren yang sesuai dengan perkembangan zaman, namun diluar itu semua tentunya terdapat pula hal yang belum bisa tertata sedemikian rupa, mengingat bahwa teknologi juga merupakan kreasi yang mahal untuk sebagian kalangan dan belum bisa tersentuh oleh semua golongan dalam hal untuk memberikan media pembelajaran yang kekinian, penghambat yang dimaksud diantaranya adalah:
3.1.1      Biaya pengadaan dan perawatan media berbasis komputer  masih tinggi
3.1.2      Diperlukan ahli atau teknisi atau orang yang berkompeten untuk mengenalkan bagaimana pemanfaatan media berbasis komputer.
3.1.3      Kualitas SDM (khususnya pengajar) di Indonesia masih rendah dan sebagian besar gaptek (gagap teknologi) khususnya media berbasis komputer  yang berupa perangkat komputer (software dan hardwarenya) dan internet.
3.1.4      Banyaknya variasi pilihan media pembelajaran berbasis komputer sering menyebabkan kebingungan dalam menentukan media apa yang akan digunakan.

Selain itu media pembelajaran teknologi juga memiliki kelemahan-kelemahan, yaitu:
1.      siswa cenderung tak terbiasa dengan kombinasi berbagai media seperti gambar diam dan bergerak, teks dan gambar yang dihasilkan oleh komputer, maupun audio.
2.      Kontrol terhadap berbagai media ini, melalui komputer, awalnya akan membingungkan dan bahkan menyusahkan pengguna saat menjelajahi isi program.
3.      Pengguna, yang terbiasa dengan media konvensional, akan dituntut untuk melibatkan lebih banyak proses kognitif dalam mentransfer pengetahuan yang disampaikan dengan multimedia interaktif.

3.2  Saran
Saran yang ingin disampaikan oleh penulis adalah agar dalam pengaplikasian media pembelajaran berbasis komputer dapat diberikan sedini mungkin kepada peserta didik, dan tentunya dengan didukung dari segi sarana prasarana yang memadai sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
Yang utamanya juga harus menjadi perhatian khusus adalah interpensi kepada tenaga pendidik untuk senantiasa memperbaiki diri dalam memberikan pengajaran yang sesuai dengan kemampuan anak didiknya, agar subyeknya tidak terbebani dalam proses pembelajarannya.









Daftar Pustaka dan Rujukan Elektronik

Depag Republik Indonesia.  Al Qur’an dan Terjemahnya. Bandung: Diponegoro. 2008.
Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Krisna.2009. Pengertian dan Ciri-Ciri Belajar. http://krisna1.blog.uns.ac.id/2009/10/19/pengertian-dan-iri-ciri
belajaran/
Republik Indonesia. Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sinar Grafika. 2011.
Sadiman,Arief S. 2009. Media Pendidikan: pengertian, Pengembangan,
dan Pemanfaatannya.  Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. 2003.



Komentar